Setelah mendaki Gunung Papandayan, kita menuju Basecamp Cikuray via Bayongbong. Suwir ! denger-denger ini si jalur baru dan masih jarang yang lewat situ.
Dan benar saja...
Sampai di basecamp, kita bingung tengok kanan-kiri nyari tempat registrasi.
Diparkiran yang telah disediakan juga nggak nampak ramai. Yakelez... ini sih
basecamp apa bukan ya? Suasana juga sepi khas desa-desa kaki gunung.
Setelah mondar-mandir, akhirnya nemu juga penjaga basecamp malam itu. Orang
basecamp menyarankan kita untuk mendaki keesokan harinya saja, dikarenakan
medan yang cukup nyasar-able.
Malam yang gelap itu, kita istirahat sebentar di sebuah rumah dinas bidan
yang kebetulan sudah lama tidak dipakai. Karena mencoba biasa aja, ya kita
selow dan guling-guling kanan-kiri kaya rumah sendiri. Tapi, begitu ke bagian
belakang--- kamar mandinya luas banget! Khas rumah-rumah dulu itu sumpah
merinding abis.
![]() |
| Penampakan depan basecamp |
Dan tau nggak lo? Malam sebelum tidur, aku nyuci nesting ke kamar mandi yang letaknya itu sebelahan dengan dapur yang kaga ada lampunya (gelap). Dengan perasaan bodo amat, aku masuk aja kamar mandi sambil nyuci nesting dan ternyata persis diatas kloset ada tulisan : KALO LIAT APA-APA JANGAN KAGET. Anjay !!! Seketika, Maruf nongol di pintu kamar mandi dengan muka bangga bikin aku kaget. Cial !!!
Setelah istirahat sejenak, sekitar jam 11 kita mulai trekking. Ah batin aku
sih, ndakinya juga bareng dedengkot gunung moga aja nggak nyasar. Trek pertama
yang akan dilalui adalah perkebunan warga yang nanjak gak karuan. Malam itu
suara gonggongan anjing juga begitu banyak gan ! apakah ini yang namanya
cinta??
Sudah berjalan sekitar 1 jam dari basecamp kita belum menemukan petunjuk
apa-apa. Padahal, katanya 1 jam an itu harusnya udah tiba di POS 1. Usai sudah
dengkul ini, nyasar kesana-kemari dengan rute tanjakan tiada akhir. Sekitar dua
jam berputar-putar di kebun penduduk, akhirnya kita nemu pos. Lama benar
sodara... dan kemudian pada masuk tenda. #hening
![]() |
| Sisa sunrise dari POS 2 |
Keesokan harinya setelah sedikit terang, kita baru ngeh kalo yang kita buat camp ini adalah POS 2. What ??!!! POS 1 aja kagak lewat, udah di POS 2 aja. Ini sebenernya aku dimana... ini dimana Ya Tuhan...???
Jalur Bayongbong emang sepi gila. Tanjakan yang nggak kelar-kelar dan minim
bonus emang yahud banget bikin encok. Tapi, enaknya adalah karena disini
vegetasinya tidak terbuka alias dikelilingi pepohonan yang tinggi, jadi nggak
kena panas waktu treking. Cuman sih, tetep aja keringetan. Lagian nanjak miring
gini amat, datar aja jarang bray.
![]() |
| Masyaampun bradah !! |
Dengan kekuatan tabah dan perut penuh logistik, akhirnya sampai juga di Puncak Cikuray yang ramai gila broh !
| Bapake ngelawak |
| Awanya kece |
Karena kita one day hiking, setelah leyeh-leyeh sebentar di puncak
kita langsung turun via Pemancar. Turun menuju POS Pemancar membutuhkan waktu
sekitar 3 jam an lebih (tergantung style masing-masing).
Disini aku cukup perihatin dengan kondisi jalur cukup jelas tapi sampah
bersarakan dimana-mana. Kalo di biarin lama-lama entah jadi apa. Memang euforia
mendaki manusia sedang tinggi-tingginya. Tapi sadarlah untuk menjadi smart traveler,
yang punya attitude baik sesama manusia ataupun alam.
| Gunung harus bermasa depan bagus, bukan begini ya teman teman |
Pokoknya kalo ke Cikuray atau naik gunung kemana aja alangkah lebih baiknya
melakukan pemanasan yang cukup. Bukan masalah kamu yang intensitas mendakinya
sering bahkan yang jarang tapi masalah mendaki dengan aman dan nyaman. Karena medan
kadang kita nggak bisa prediksi dan ketika mendaki pun kondisi kita nggak
seharian fit. Jadi dengan pemanasan, sangat membantu penyesuaian di medan
pendakian nanti.
Ciee ceramah ya pemirsa




